jabar.
, KOTA BOGOR – The Sahira Hotel menyelenggarakan acara launching Gerakan Kolaboratif Komunitas Menuju Ekosistem
Pariwisata Pendidikan Ekologi dan Ekonomi Sirkular.
Gerakan ini dimotori oleh beberapa mitra kerja sama dari berbagai bidang, bertujuan untuk mengembangkan jaringan ekosistem wisata pendidikan yang ramah lingkungan dan memiliki jejak karbon rendah.
Acara yang diselenggarakan pada hari Sabtu, tanggal 10 Mei 2025, mendatangkan keikutsertaan para kepala eksekutif dari berbagai bidang seperti kelautan, pertanian, peternakan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), logistik, serta perwakilan dari pemerintahan setempat.
Kepala Eksekutif dari Grup Salam Putut Susetyo menyebut bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon sampai 40%, sambil juga meningkatkan penghasilan para pemain setempat hingga menjadi tiga kali lebih besar.
“Diharapkan lebih dari 100 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berbasis ekonomi sirkular akan lahir melalui program ini, yang turut menjangkau pendidikan langsung bagi para wisatawan dan masyarakat setempat,” ungkap Putut seperti dilansir pada hari Minggu (11/5).
Di samping itu, program tersebut meliputi pembangunan lima kawasan wisata edukasi bertema hijau di tingkat nasional bersamaan dengan penyiapan ekosistem pertanian halal yang organic, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Acara ini juga menandai langkah awal penting menuju sistem pariwisata Indonesia yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan.
Putut menjelaskan, misi besarnya adalah pariwisata edukatif dan rendah emisi.
“Aksi ini berfokus pada reduksi emisi karbon melalui serangkaian strategi, seperti penggunaan energi terbarukan dan teknologi hemat energi di sektor perhotelan, pemanfaatan kendaraan listrik dan distribusi logistik rendah karbon, budidaya laut berkelanjutan dan produk ternak rendah emisi, dan pemberdayaan UMKM lokal berbasis produk alami dan sistem refill,” jelasnya.
Selanjutnya, kerjasama ini bertujuan untuk memberikan pendidikan bersama yang ditujukan kepada para turis, pemangku kepentingan di sektor industri, serta komunitas dan kalangan remaja.
“Melalui tur edukasi, pelatihan penggunaan energi secara efisien, sekolah lapangan, serta lomba komunitas ramah lingkungan, diharapkan perubahan perilaku akan menjadi faktor utama kesuksesan dari program ini,” jelasnya.
Menariknya, program ini juga menerapkan prinsip ‘Keberlanjutan Halal’. Ini melibatkan pedoman tentang bahan-bahan halal, etika dalam proses produksi, serta barang-barang yang ramah terhadap lingkungan dan tidak menggunakan zat-zat berbahaya.
“Halal ditempatkan sebagai standar global yang tak hanya bersifat etis, tapi juga ramah lingkungan,” tambahnya.
(mcr27/jpnn)