Ikan haruan yang dikenal pula sebagai ikan gabus merupakan hidangan kesukaan warga Banjar, Kalimantan Selatan. Tak hanya dimasak untuk menu makan sehari-hari, jenis ikan ini pun diubah menjadi bermacam-macam hasil olahan masakan.
Ikan dengan struktur daging berserat serta rasa yang gurih bisa diubah menjadi aneka makanan seperti kerupuk, abon, amplang, dan keripik kulit.
UMKM Quwin merupakan salah satu pengusaha yang mengonversi ikan haruan ke dalam berbagai macam hidangan tersebut.
Dimulai pada tahun 2018, bisnis ini telah berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 15 orang yang bekerja secara permanen dan 20 lainnya sebagai pekerja tidak tetap.
Ini berarti bisnis tersebut telah tumbuh pesat seiring dengan penerimaan produknya di pasaran. Lebih dari itu, tidak hanya populer di Kal Sel saja, tetapi juga Kal Tanggamus dan akan segera menjangkau Kal Tim.
(Harap dicatat ada kesalahan dalam pengertian aslinya mengenai nama daerah “Kaltim” yang digantikan menjadi “Kal Tim”, namun tanpa informasi lebih lanjut tentang daerah spesifik mana yang dimaksud oleh “Kaltim,” saya melakukan perubahan kecil untuk konteks paragraf.)
Heni Ardi dari perusahaan Quwin menjelaskan bahwa produksinya meliputi kerupuk, abon, kulit, amplang, sambal serta albumin ekstrak ikan channa.
Harganya cukup terjangkau, misalnya saja abon dijual seharga Rp55 ribu, kulit Rp25 ribu, dan amplang Rp18 ribu.
“Syukur Alhamdulillah, respons pasarnya sangat bagus. Saat ini hanya tersedia di Kalsel dan Kalteng, nantinya akan diekspansi ke Kaltim. Produk tersebut bisa ditemukan di toko oleh-oleh,” ungkap Heni.
Heni yakin bahwa jika proses produksinya dijalankan dengan tepat, dibungkus dengan apik, ditambah strategi promosi yang menggoda, makanan buatan tersebut pasti akan semakin maju.
(/salmah saurin)