Menilik Proyek Griya Idola: Bisnis Praktisi Bisnis Prajogo di BRPT yang Pernah Direncanakan untuk IPO
PT Griya Idola, bagian dari portofolio perusahaan besar milik Prajogo Pangestu di bawah naungan PT Barito Pacific Tbk (BRPT), mendapat perhatian ekstra belakangan ini. Alasannya adalah adanya spekulasi bahwa entitas tersebut siap untuk go public dan listing di Bursa Efek Indonesia lewat
Grup Manajemen Barito sudah menyangkal berita tersebut. Menurut Head of Corporate Communication dari Barito Pacific, yaitu Angelin Sumendap, sampai sekarang perusahaan belum mempunyairencana strategis tentang IPO untuk Griya Idola.
Demikian pula, hal ini sudah diungkap oleh Direktur dan Sekretaris Perusahaan Barito Pacific, David Kosasih. Ketika menjelaskan keadaannya kepada Bursa Efek Indonesia, David menegaskan bahwa laporan tentang kemungkinan IPO Griya Idola bisa jadi hanyalah spekulasi tanpa dasar yang kuat atau tidak pasti berdasarkan informasi terpercaya.
“Harapan kami adalah pemerintah serta pengawas, termasuk Bursa Efek Indonesia (BEI), bisa memainkan peran dalam menapis dan mengurangi penyebaran laporan-laporan yang tak bertanggung jawab,” kata David pada pembukaan informasi publik BEI, seperti dilansir Rabu (14/5).
Terkait dengan rencana perusahaan untuk melakukan penawaran umum saham perdana sebelumnya telah dikemukakan oleh Direktur Utama Barito Pacific Agus Salim Pangestu pada bulan Agustus tahun 2024 silam. Akan tetapi, saat itu Agus tidak menyebutkan bagian usaha apa yang akan dilistings di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pada presentasi umum yang terjadi pada Oktober 2024, David Kosasih menyatakan bahwa Grup Barito sekarang sedang gencar mengejar peluang di bidang real estat. Proyek aktif mereka meliputi konstruksi hunian serta area industri di wilayah Patimban. Salah satu perusahaan cabang dari Barito Pacific yang spesialisnya ada di sektor properti merupakan PT Griya Idola.
“Fokus kita sekarang ada di kedua pengembangan itu, dan kita akan mencari momen yang pas untuk memperkenalkan aset ini ke dunia bursa,” jelas David dalam catatan presentasi publik.
Bagaimana Profil PT Griya Idola, salah satu perusahaan dari Prajogo Pangestu yang sedang mengerjakan berbagai proyek properti penting tersebut?
Profil Rumah Impian dari Lini Bisnis Prajogo Pangestu
PT Griya Idola adalah bagian dari jaringan usaha Barito Group yang fokus pada sektor properti. Berdasarkan situs web mereka, PT Griya Idola telah memperluas keberadaannya di banyak kota di seluruh Indonesia dan menangani berbagai macam proyek termasuk bangunan perkantoran, area industri, tempat belanja, serta kompleks perumahan.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia, Prajogo Pangestu adalah pemilik utama saham di PT Barito Pacific Tbk dengan jumlah 69 juta lembar saham yang setara dengan 71,36%. Sedangkan Griya Idola merupakan perusahaan anak milik Barito Pacific Tbk (BRPT) dan memiliki saham sebesar 99,99%.
Griya Idola merancang dan menjalankan sejumlah proyek, termasuk properti bisnis, area perindustrian, tempat penginapan, serta hunian di seluruh Indonesia. Sebagian dari proyek-proyek tersebut meliputi Wisma Barito Pacific, Wisma Barito Pacific II, Taman Industri Griya Idola, Hotel Mambruk & Konvensi, Perumahan Griya Idola, dan Kawasan Industri Krakatau Cilegon.
Proyek pertama yang dikerjakan oleh mereka adalah Wisma Barito Pacific, yang diluncurkan pada tahun 1991, hanya dua tahun sesudah pembentukan Griya Idola. Kemudian pada tahun 2014, mereka meresmikan Mambruk Hotel & Convention Center yang letaknya ada di Anyer, Banten.
Tiga tahun setelah itu, yaitu pada 2017, Griya Idola Industrial Park diperkenalkan dan disusul oleh konstruksi Wisma Barito Pacific II pada tahun 2018. Proyek properti paling baru dari Griya Idola adalah Griya Idola Residence Tangerang yang dirilis pada tahun 2024.
Menurut laporan keuangan Barito Pacific, nilai aset Griya Idola hingga tanggal 31 Desember 2024 sebesar US$ 55,65 juta, meningkat dibandingkan dengan angka US$ 50,45 juta pada Desember tahun 2023. Empat badan usaha yang beroperasi di bawah payung Griya Idola meliputi PT Griya Tirta Asri, PT Mambruk Cikonang Indonesia, PT Griya Kreasi Sukses, serta PT Meranti Griya Asri.