– Claudio Ranieri menutup pertandingan kandang terakhirnya sebagai juru taktik AS Roma dengan hasil positif yaitu kemenangan 3-1 atas AC Milan di Stadion Olimpiko pada hari Minggu, tanggal 18 Mei 2025.
Laga pekan ke-37 antara Roma melawan Milan dalam Serie A ini merupakan saat perpisangan menyentuh hati untuk sang pelatih berumur 73 tahun itu.
Ranieri, seorang penggemar setia Roma asli yang berasal dari Distrik Testaccio, kembali dari kehidupaan purna tugasnya bulan November lalu guna menolong tim Roma yang sedang menghadapi ancaman degrader.
Sejak tiba, tim ini telah melalui perubahan besar, meraih 18 laga tanpa terkalahkan dan saat ini menempati urutan kelima dalam tabel klasemen Serie A. Mereka memiliki kesempatan untuk lolos ke Liga Champions pada musim mendatang.
Setelah wasit meniupkan peluit terakhir, Ranieri mendapat apresiasi dari seluruh pemain dan timnya. Kemudian dia meraih mikrofon dan memberikan sambutan penuh emosi kepada para fans yang telah membludak di dalam stadion.
“Terima kasih telah hadir semua. Sebanyak enam puluh tahun yang lalu, saya berdiri di tempat ini dalam posisi serupa. Saat ini, kami mengharapkan dukungan Anda sekali lagi, serta tindakan final kita bersama,” kata Ranieri sambil suaranya gemetaran dilansir DAZN.
” Sungguh membuat saya merasa bangga terhadap seluruh tim. Kita butuh dukungan dari Anda semua. Terima kasih banyak. Saya benar-benar bersyukur,” katanya.
Adegan tersentuh hati berlangsung ketika Curva Sud Roma mengeluarkan tifo besar bertuliskan “Pemimpin Sejati… Romanista Sejati,” hal ini membawa Ranieri kepada titik di mana ia tidak dapat lagi mengekang air matanya.
Pada sesi wawancara setelah pertandingan, Ranieri menyuarakan pemikirannya.
“Adrenaline masih mengalir dalam diriku! Mungkin saat aku menyaksikan kembali video ini, perasaanku akan semakin terdampak. Dihargai oleh orang lain memang selalu merupakan suatu hal istimewa,” lanjut sang pelatih yang berhasil membawa Leicester City jadi juara Premier League musim 2015-2016 tersebut.
We started off in a difficult situation, but the team never lost direction. I am grateful to the players because it was not easy at all in those circumstances when everything seemed bleak.
sungguh senang atas keberhasilan tersebut bagi mereka, para pendukung, serta untuk sang presiden.
Ranieri pun menyatakan tegas bahwa pilihan pensiurnya bersifat tetap dan dirinya tak berniat lagi terjun ke dalam bidang pelatih.
Akan tetapi, dia masih akan terlibat dengan tim sebagai konsultan dan membantu dalam proses pemilihan pelatih baru yang akan datang untuk musim depan.
Keberhasilan mengalahkan Milan bukan saja memberikan ucapan selamat tinggal yang memukau bagi Ranieri di depan para pendukung Olimpico, melainkan juga masih menutup peluang Roma untuk berlaga di Liga Champions.
Dengan pertandingan terakhir menghadapi Torino, Giallorossi cuma berselisih satu poin saja dari Juventus yang duduk di peringkat empat.