Drama 90 Menit! Feyenoord Tumbangkan Utrecht 3-2, Ayase Ueda Brace Menentukan Kemenangan
Drama 90 Menit! Feyenoord Tumbangkan Utrecht 3-2 menghadirkan pertandingan penuh drama di De Kuip Stadium, Minggu sore (5 Oktober 2025), ketika duel sengit Eredivisie berakhir dengan kemenangan tipis 3-2 untuk tuan rumah. Dalam laga yang berlangsung dengan intensitas tinggi dari menit pertama hingga peluit panjang, Ayase Ueda tampil sebagai pahlawan dengan mencetak dua gol krusial—pembuka di menit ke-20 dan gol penentu di menit ke-88 yang meledakkan euforia 47.500 pendukung Feyenoord. Pertandingan ini membuktikan bahwa sepak bola Belanda masih menawarkan drama yang tak terduga, dengan Utrecht yang tampil penuh perlawanan meski akhirnya harus pulang dengan tangan kosong dari Rotterdam.
Kemenangan ini sangat penting bagi ambisi Feyenoord dalam perburuan gelar Eredivisie musim 2025/2026. Dengan mengumpulkan tiga poin di pekan kedelapan ini, skuad De Stadionclub—julukan populer Feyenoord—mempertahankan jarak dengan para pesaing di puncak klasemen. Laga yang semula diprediksi akan berjalan lancar bagi tuan rumah ternyata berubah menjadi ujian mental yang berat, terutama setelah Utrecht berhasil menyamakan kedudukan dan memperkecil ketertinggalan di babak kedua melalui gol Gjivai Zechiël dan Derry Murkin.
Yang membuat pertandingan ini semakin menarik adalah penampilan impresif Miliano Jonathans dari Utrecht yang berhasil mencuri perhatian meskipun timnya kalah. Pemain muda Indonesia ini memberikan assist gemilang untuk gol Murkin di menit ke-83, menunjukkan kualitasnya di level tertinggi sepak bola Belanda. Namun, kontribusi cemerlang Jonathans tidak cukup untuk menghentikan Feyenoord yang memiliki kekuatan mental lebih kuat di menit-menit akhir. Ayase Ueda, striker Jepang yang kini menjadi andalan utama lini serang Feyenoord, menunjukkan ketajamannya dengan menyelesaikan peluang emas hanya dua menit setelah Utrecht bangkit kembali—sebuah pukulan telak yang menghancurkan harapan comeback tim tamu.
Jalannya Pertandingan: Duel Penuh Intensitas dari Awal Hingga Akhir
Pertandingan Feyenoord vs Utrecht dimulai dengan tempo tinggi di hadapan atmosfer De Kuip yang bergemuruh. Pelatih Feyenoord, Brian Priske, menurunkan formasi 4-3-3 ofensif dengan Ayase Ueda sebagai target man di lini depan, didukung oleh dua winger cepat yang siap memberikan supply crossing dan cutting inside. Di sisi lain, pelatih Utrecht Ron Jans memilih pendekatan lebih seimbang dengan formasi 4-2-3-1, mencoba mengontrol lini tengah sambil tetap waspada terhadap serangan cepat tuan rumah.
Dominasi Feyenoord langsung terasa sejak menit-menit awal. Tim berjuluk De Club aan de Maas ini menguasai 58% possession pada 15 menit pertama, terus menekan pertahanan Utrecht dengan kombinasi passing pendek dan pergerakan tanpa bola yang dinamis. Tekanan ini membuahkan hasil di menit ke-20 ketika Ayase Ueda membuka keunggulan. Gol pembuka ini berawal dari umpan silang akurat dari sisi kanan oleh Bart Nieuwkoop yang menembus ruang kosong di sayap. Ueda dengan timing sempurna melakukan run ke area dekat tiang jauh dan dengan sundulan keras mengirim bola ke pojok gawang yang tidak bisa dijangkau kiper Utrecht, Vasilios Barkas.
Keunggulan 1-0 membuat Feyenoord semakin percaya diri mengontrol permainan. Mereka terus menciptakan peluang melalui serangan cepat dan situasi bola mati. Quinten Timber dan Calvin Stengs di lini tengah berkolaborasi dengan baik, menciptakan beberapa peluang setengah matang yang sayangnya belum bisa diselesaikan dengan sempurna. Utrecht di sisi lain mencoba bertahan dengan kompak, menutup ruang-ruang berbahaya dan sesekali melancarkan serangan balik melalui kecepatan Miliano Jonathans dan Adrian Blake di sayap.
Babak pertama berakhir dengan keunggulan 1-0 untuk Feyenoord, namun Utrecht tampak tidak kehilangan harapan. Statistik menunjukkan tuan rumah unggul dalam hal tembakan (9 berbanding 4) dan corner kick (5 berbanding 2), tetapi pertahanan Utrecht yang solid—terutama duo bek tengah mereka—berhasil meminimalisir ancaman lebih lanjut. Wasit Serdar Gözübüyük memimpin pertandingan dengan baik, memberikan beberapa peringatan namun menjaga agar permainan tetap mengalir tanpa terlalu banyak interupsi.
Memasuki babak kedua, Utrecht keluar dengan semangat berbeda. Ron Jans tampaknya memberikan instruksi lebih agresif untuk mencari gol penyama. Strategi ini langsung membuahkan hasil—hanya lima menit setelah kick-off babak kedua, tepatnya di menit ke-50, Gjivai Zechiël berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Gol ini berawal dari situasi chaos di kotak penalti Feyenoord setelah bola hasil tendangan sudut tidak sempurna diantisipasi pertahanan. Zechiël yang berada di posisi tepat langsung melepaskan tembakan keras yang menembus celah dan masuk ke gawang, membuat pendukung Utrecht yang hadir meledak dalam perayaan.
Namun kegembiraan Utrecht tidak berlangsung lama. Hanya lima menit kemudian, tepatnya di menit ke-55, Feyenoord kembali unggul melalui Sem Steijn. Gol ini menampilkan kualitas individu Steijn yang menerima bola di luar kotak penalti, melakukan kontrol sempurna, dan kemudian melepaskan tembakan keras yang melengkung indah masuk ke sudut kanan atas gawang Barkas. Tidak ada yang bisa dilakukan kiper Yunani tersebut—tembakan Steijn terlalu sempurna untuk dihentikan. Skor 2-1 kembali menempatkan Feyenoord dalam posisi menguntungkan.
Dari menit ke-55 hingga menit ke-80, pertandingan berlangsung dengan tempo yang sangat tinggi. Kedua tim saling serang, menciptakan beberapa peluang berbahaya. Utrecht tidak menyerah dan terus mencoba mencari gol penyama kedua. Usaha mereka akhirnya membuahkan hasil di menit ke-83 ketika Derry Murkin memperkecil ketertinggalan menjadi 2-2. Gol ini adalah hasil dari assist cemerlang Miliano Jonathans yang dengan visi luar biasa memberikan umpan terobosan yang memecah pertahanan Feyenoord. Murkin dengan penyelesaian dingin melepaskan tembakan rendah yang masuk ke pojok kiri bawah gawang Justin Bijlow—gol yang sekali lagi menghidupkan harapan Utrecht dan membuat pertandingan kembali terbuka lebar.
Ketegangan mencapai puncaknya di menit-menit akhir. Utrecht percaya mereka bisa meraih hasil imbang berharga di kandang salah satu tim terkuat Eredivisie. Namun sepak bola kadang kejam—hanya lima menit setelah gol Murkin, tepatnya di menit ke-88, Ayase Ueda menunjukkan kelasnya dengan mencetak gol kemenangan. Dalam situasi serangan cepat, umpan terobosan dari Calvin Stengs menembus pertahanan Utrecht yang sedikit lengah. Ueda dengan kecepatan dan positioning sempurna menerima bola, mengontrol dengan sempurna, dan dengan tenang melepaskan tembakan yang tidak bisa dihentikan Barkas. Gol ini mengembalikan keunggulan Feyenoord menjadi 3-2 dan praktis mengunci kemenangan. De Kuip Stadium meledak dalam euforia—para pendukung tahu bahwa tiga poin sudah di tangan dengan waktu yang tersisa sangat sedikit.
Ayase Ueda: Striker Jepang yang Semakin Panas
Ayase Ueda sekali lagi membuktikan mengapa Feyenoord mengeluarkan dana besar untuk merekrutnya dari Cercle Brugge pada musim panas 2023. Striker berusia 26 tahun ini telah menjadi pilar utama serangan Feyenoord dengan konsistensi mencetak gol yang mengesankan. Dalam pertandingan melawan Utrecht, brace yang ia cetak—terutama gol penentu di menit ke-88—menunjukkan kualitas finishingnya yang sangat tinggi dan mental juara yang diperlukan untuk tampil di momen-momen krusial.
Statistik Ueda di musim 2025/2026 sangat mengesankan: dengan gol melawan Utrecht, ia kini telah mengumpulkan 7 gol dalam 8 penampilan di Eredivisie—rata-rata hampir satu gol per pertandingan. Rasio ini menempatkannya sebagai salah satu striker paling produktif di liga pada saat ini, bersaing dengan nama-nama besar seperti Brian Brobbey dari Ajax dan Luuk de Jong dari PSV. Kemampuan Ueda untuk mencetak gol dari berbagai situasi—header, tendangan dari dalam kotak penalti, atau finishing one-on-one dengan kiper—membuatnya sangat berharga bagi sistem permainan Feyenoord.
“Ayase adalah striker lengkap yang kami butuhkan,” kata pelatih Brian Priske dalam konferensi pers pasca pertandingan. “Dia bukan hanya pencetak gol, tetapi juga bekerja keras untuk tim, memberikan tekanan kepada bek lawan, dan membuat ruang untuk rekan-rekannya. Gol keduanya hari ini menunjukkan ketajaman instingnya—dia tahu kapan harus berada di posisi yang tepat.” Priske menambahkan bahwa Ueda telah beradaptasi dengan sempurna dengan gaya permainan Feyenoord yang mengandalkan pressing tinggi dan transisi cepat.
Di luar statistik gol, Ueda juga memberikan kontribusi penting dalam buildup play. Melawan Utrecht, ia mencatat 3 peluang yang diciptakan, memenangkan 6 dari 10 duel udara, dan memiliki tingkat akurasi passing 78%—angka yang baik untuk seorang striker. Pergerakan tanpa bolanya juga sangat cerdas, sering kali menarik bek lawan keluar dari posisi dan menciptakan ruang untuk winger atau gelandang serang untuk mengeksploitasi. Kualitas ini menjadikannya bukan hanya seorang finisher, tetapi juga playmaker yang efektif di lini depan.
Secara historis, Ueda memiliki rekam jejak yang solid di level internasional. Dia adalah bagian dari skuad Jepang yang tampil di Piala Dunia 2022 Qatar, meskipun perannya lebih sebagai pemain cadangan. Namun, pengalaman bermain di turnamen besar tersebut memberikan mental yang kuat dan kepercayaan diri yang ia bawa ke level klub. “Bermain untuk Feyenoord di hadapan 47.000 pendukung yang luar biasa memberikan energi yang sama seperti bermain di Piala Dunia,” kata Ueda dalam wawancara singkat setelah pertandingan. “Saya sangat menikmati setiap menit di lapangan dan ingin terus membantu tim meraih kemenangan.”
Performa konsisten Ueda juga mulai menarik perhatian klub-klub besar Eropa. Beberapa media melaporkan bahwa scout dari liga-liga top seperti Premier League dan Bundesliga telah memantau perkembangannya di Eredivisie. Namun, Ueda sendiri tampak fokus pada misi bersama Feyenoord. “Saya bahagia di sini dan masih memiliki banyak yang ingin saya capai dengan Feyenoord,” tegasnya. “Fokus saya sekarang adalah membantu tim memenangkan gelar dan tampil baik di kompetisi Eropa.” Dengan tren performa seperti ini, tidak mengherankan jika Ueda akan menjadi kunci kesuksesan Feyenoord musim ini.
Miliano Jonathans: Bintang Muda Indonesia yang Mencuri Perhatian
Meskipun Feyenoord vs Utrecht berakhir dengan kekalahan untuk tim tamu, ada satu nama yang berhasil mencuri perhatian dan mendapat pujian dari berbagai pihak—Miliano Jonathans. Pemain muda Indonesia berusia 20 tahun ini menampilkan performa yang sangat impresif, terutama di babak kedua ketika dia menjadi kunci serangan Utrecht dengan kreativitasnya di lini tengah. Assist gemilangnya untuk gol Derry Murkin di menit ke-83 menunjukkan visi dan kualitas passing yang luar biasa, membuat banyak pengamat sepak bola menaruh harapan besar pada masa depannya.
Jonathans bergabung dengan Utrecht pada musim panas 2024 dari Willem II dalam transfer yang cukup mencuri perhatian. Sejak awal, dia menunjukkan adaptasi yang cepat dengan gaya permainan tim senior dan langsung menjadi bagian penting dari rotasi skuad. Dalam pertandingan melawan Feyenoord, meskipun Utrecht bermain dengan formasi lebih defensif di paruh pertama, Jonathans tetap aktif mencari ruang dan mencoba menciptakan peluang. Di babak kedua, ketika Ron Jans memberikan kebebasan lebih untuk menyerang, kualitas sejati Jonathans mulai terlihat.
Statistik Jonathans dalam pertandingan ini cukup mengesankan untuk pemain seusianya: 4 peluang diciptakan, 3 key passes, dan tingkat akurasi passing mencapai 82% dengan 47 dari 57 passing berhasil diselesaikan. Dia juga memenangkan 7 dari 11 duel tanah, menunjukkan bahwa selain kemampuan teknisnya, dia juga memiliki fighting spirit yang tinggi. Pergerakan tanpa bolanya sangat cerdas—sering kali muncul di ruang-ruang kosong antara lini pertahanan dan tengah Feyenoord, menciptakan masalah bagi sistem pressing tuan rumah.
“Miliano menunjukkan mengapa dia adalah salah satu talenta muda terbaik di Indonesia,” kata pelatih Utrecht Ron Jans dalam komentar pasca pertandingan. “Meskipun kami kalah, performa individualnya sangat luar biasa. Dia memiliki visi yang bagus, teknik yang solid, dan mental yang kuat untuk bermain di level ini. Assist-nya untuk gol Murkin adalah hasil dari pembacaan permainan yang sempurna dan eksekusi yang tepat.” Jans menambahkan bahwa Jonathans akan terus mendapat kepercayaan dan kesempatan bermain untuk mengembangkan potensinya.
Di luar lapangan, kehadiran Jonathans di Eredivisie juga memberikan dampak positif bagi sepak bola Indonesia. Dia menjadi salah satu dari sedikit pemain Indonesia yang bermain regular di liga-liga top Eropa, memberikan inspirasi bagi generasi muda pemain tanah air. Media sosial Indonesia dipenuhi dengan pujian dan dukungan untuk Jonathans setelah pertandingan ini, dengan banyak penggemar bangga melihat representasi Indonesia di panggung Eredivisie. “Saya merasa sangat terhormat bisa mewakili Indonesia di level ini,” kata Jonathans dalam wawancara beberapa hari sebelum pertandingan. “Saya berharap performa saya bisa menginspirasi anak-anak muda Indonesia untuk terus bermimpi dan bekerja keras mencapai level tertinggi.”
Dengan usia yang masih sangat muda (20 tahun), Jonathans memiliki waktu panjang untuk terus berkembang. Banyak pengamat percaya bahwa jika dia bisa mempertahankan konsistensi dan terus belajar di Eredivisie, langkah selanjutnya ke liga-liga yang lebih besar seperti Bundesliga atau bahkan Premier League bukanlah hal yang mustahil. Untuk saat ini, fokusnya adalah membantu Utrecht mencapai target musim ini dan terus meningkatkan permainannya. “Saya masih pemain muda dengan banyak yang harus dipelajari,” tambah Jonathans. “Setiap pertandingan adalah kesempatan untuk berkembang, dan saya akan terus bekerja keras untuk menjadi pemain yang lebih baik.”
Analisis Taktik: Strategi Brian Priske Membawa Hasil
Kemenangan Feyenoord vs Utrecht bukan hanya tentang kualitas individu pemain, tetapi juga hasil dari strategi taktik matang yang disusun Brian Priske. Pelatih asal Denmark ini telah membawa perubahan signifikan dalam filosofi permainan Feyenoord sejak mengambil alih tim di musim panas 2024, dan pertandingan melawan Utrecht menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip tersebut diterapkan dengan efektif di lapangan.
Priske memulai pertandingan dengan formasi 4-3-3 yang sangat fleksibel. Di lini depan, Ayase Ueda bermain sebagai striker tengah yang sering kali turun untuk membantu buildup, sementara dua winger—Igor Paixão di kiri dan Calvin Stengs di kanan—diberi kebebasan untuk cutting inside atau stay wide tergantung situasi. Formasi ini dirancang untuk memberikan berbagai opsi serangan: crossing dari sisi, kombinasi passing pendek di tengah, atau shot dari jarak jauh ketika pertahanan lawan mundur.
Di lini tengah, trio Quinten Timber, Ramiz Zerrouki, dan Sem Steijn memiliki peran yang jelas namun fleksibel. Timber berperan sebagai deep-lying playmaker yang mengontrol tempo dan distribusi bola dari dalam, Zerrouki sebagai ball-winner yang memberikan proteksi di depan pertahanan, dan Steijn sebagai box-to-box midfielder yang aktif di kedua fase—bertahan dan menyerang. Dinamika ini terlihat jelas dalam pertandingan: Feyenoord berhasil menguasai 59% possession keseluruhan, menunjukkan dominasi mereka dalam mengontrol permainan.
Salah satu kunci strategi Feyenoord adalah pressing tinggi yang agresif. Priske menginstruksikan tim untuk langsung menekan bola ketika Utrecht mencoba membangun serangan dari belakang, memaksa mereka melakukan passing panjang yang lebih mudah diantisipasi. Statistik menunjukkan Feyenoord memenangkan bola kembali di sepertiga lapangan lawan sebanyak 18 kali—angka yang sangat tinggi dan menunjukkan efektivitas sistem pressing mereka. “Kami ingin membuat lawan tidak nyaman sejak mereka menyentuh bola,” jelas Priske. “Pressing yang agresif bukan hanya soal merebut bola, tetapi juga memaksa lawan membuat kesalahan dan menciptakan peluang dari situasi transisi.”
Penggunaan fullback yang overlap juga menjadi senjata penting Feyenoord. Bart Nieuwkoop di kanan dan Gijs Smal di kiri secara konsisten memberikan lebar dan opsi tambahan dalam serangan. Gol pembuka Ueda di menit ke-20 adalah hasil langsung dari crossing akurat Nieuwkoop—menunjukkan bagaimana fullback Feyenoord tidak hanya bertahan tetapi juga berperan aktif dalam fase ofensif. Kedua fullback ini mencatat total 11 crossing attempts dengan 6 di antaranya akurat, menciptakan beberapa peluang berbahaya di kotak penalti Utrecht.
Namun, strategi Priske juga diuji ketika Utrecht berhasil menyamakan kedudukan dan kemudian memperkecil ketertinggalan. Di momen-momen ini, Priske menunjukkan fleksibilitas taktiknya dengan melakukan beberapa penyesuaian. Di menit ke-70, dia memasukkan Gjivai Zechiël untuk memberikan energi segar di lini tengah dan memperkuat pressing. Kemudian di menit ke-80, setelah Utrecht mencetak gol kedua mereka, Priske memasukkan winger tambahan untuk meningkatkan intensitas serangan di menit-menit akhir. Keputusan ini terbukti tepat—hanya delapan menit setelah subsitusi terakhir, Feyenoord mencetak gol kemenangan melalui Ueda.
Aspek defensif Feyenoord juga patut diapresiasi meskipun mereka kebobolan dua gol. Duo bek tengah Dávid Hancko dan Gernot Trauner bermain dengan disiplin tinggi, mengantisipasi sebagian besar serangan balik Utrecht. Kiper Justin Bijlow, meskipun kebobolan dua kali, membuat beberapa penyelamatan penting terutama di babak kedua ketika Utrecht meningkatkan tekanan. “Kami tahu Utrecht akan mencoba menyerang balik dengan cepat melalui pemain-pemain seperti Jonathans,” kata Priske. “Tapi secara keseluruhan, saya puas dengan organisasi defensif kami. Kebobolan dua gol memang tidak ideal, tetapi yang penting adalah kami mampu merespons dengan mencetak gol lebih banyak.”
Utrecht: Perjuangan Keras Tanpa Hasil
Di sisi lain, Feyenoord vs Utrecht menjadi cerminan dari musim yang penuh tantangan bagi De Domstedelingen—julukan Utrecht. Meskipun tampil dengan perjuangan keras dan sempat membuat pertandingan terbuka lebar dengan dua gol mereka, Utrecht akhirnya harus menerima kenyataan pahit kalah 3-2 dan pulang tanpa poin dari Rotterdam. Kekalahan ini adalah yang keempat bagi Utrecht dalam delapan pertandingan Eredivisie musim ini, menempatkan mereka di posisi yang kurang ideal di klasemen.
Pelatih Ron Jans datang ke De Kuip dengan strategi yang jelas: bermain solid di belakang dan mencoba mengeksploitasi ruang di balik pertahanan tinggi Feyenoord melalui serangan balik cepat. Di paruh pertama, strategi ini cukup berhasil—Utrecht mampu membatasi peluang berbahaya Feyenoord meskipun akhirnya kebobolan satu gol. Formasi 4-2-3-1 yang mereka gunakan dirancang untuk memberikan proteksi ganda di lini tengah dengan dua defensive midfielder, sementara trio attacking midfielder—termasuk Miliano Jonathans—diberi kebebasan untuk menciptakan peluang dalam transisi.
Masalah utama Utrecht adalah ketidakmampuan mempertahankan konsistensi dalam 90 menit penuh. Setelah berhasil menyamakan kedudukan melalui Gjivai Zechiël di menit ke-50, Utrecht seharusnya bisa mempertahankan momentum tersebut. Namun, hanya lima menit kemudian mereka kembali tertinggal karena kehilangan konsentrasi di lini pertahanan. “Ini adalah pembelajaran penting bagi kami,” kata Jans dalam konferensi pers pasca pertandingan. “Melawan tim sekaliber Feyenoord, Anda tidak bisa kehilangan fokus bahkan untuk sejenak. Setiap kesalahan akan dihukum, dan itulah yang terjadi hari ini.”
Statistik Utrecht dalam pertandingan ini menunjukkan perjuangan mereka: hanya 41% possession, 11 tembakan ke gawang dibanding 18 tembakan Feyenoord, dan 4 corner kicks dibanding 9 corner kicks tuan rumah. Meskipun angka-angka ini mencerminkan dominasi Feyenoord, Utrecht sebenarnya memiliki beberapa peluang bagus yang sayangnya tidak bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Kiper Vasilios Barkas membuat beberapa penyelamatan penting, terutama di babak pertama ketika Feyenoord terus menekan, namun dia tidak bisa berbuat banyak untuk ketiga gol yang kebobolan—semuanya adalah hasil dari eksekusi sempurna dari pemain Feyenoord.
Salah satu aspek positif bagi Utrecht adalah performa individu beberapa pemain mereka, terutama Miliano Jonathans dan Derry Murkin. Jonathans dengan assist gemilangnya dan Murkin dengan golnya menunjukkan bahwa Utrecht memiliki kualitas untuk bersaing di level tertinggi Eredivisie. Namun, kualitas individu saja tidak cukup tanpa kohesi tim yang solid dan konsistensi dalam 90 menit penuh. “Kami memiliki pemain-pemain berkualitas, tetapi kami perlu lebih baik sebagai tim,” tambah Jans. “Performa hari ini menunjukkan potensi kami, tetapi juga mengungkap area-area yang perlu kami perbaiki—terutama dalam hal ketahanan mental dan organisasi defensif ketika di bawah tekanan.”
Dengan posisi saat ini di klasemen, Utrecht perlu segera mengumpulkan poin jika ingin tetap berada dalam persaingan untuk zona Eropa atau setidaknya menghindari zona degradasi. Lima pertandingan ke depan akan menjadi krusial, dengan beberapa pertandingan melawan tim-tim di bagian tengah klasemen yang secara kualitas tidak terlalu jauh berbeda dengan Utrecht. “Kami tidak akan menyerah,” tegaskan kapten Utrecht dalam wawancara singkat. “Ini baru awal musim dan masih banyak poin yang bisa diperebutkan. Kami akan evaluasi pertandingan ini, ambil pembelajaran positifnya, dan bangkit lebih kuat di pertandingan berikutnya.”
Klasemen dan Implikasi untuk Persaingan Eredivisie
Kemenangan dalam Feyenoord vs Utrecht membawa implikasi signifikan bagi posisi Feyenoord di klasemen Eredivisie 2025/2026. Dengan mengumpulkan 18 poin dari 8 pertandingan (rekor 6 menang, 2 seri, 0 kalah), Feyenoord kini berada di posisi kedua klasemen, hanya tertinggal dua poin dari pemimpin PSV Eindhoven yang memiliki 20 poin. Persaingan di puncak klasemen sangat ketat, dengan Ajax Amsterdam di posisi ketiga dengan 17 poin, membuat setiap pertandingan menjadi sangat krusial dalam menentukan juara akhir musim.
Tren performa Feyenoord sangat mengesankan—mereka belum terkalahkan dalam delapan pertandingan pertama musim ini, mencatat enam kemenangan dan dua hasil imbang. Statistik gol mereka juga luar biasa: 24 gol dicetak (tertinggi di liga) dengan hanya 8 gol kebobolan, memberikan goal difference +16 yang menunjukkan keseimbangan sempurna antara serangan tajam dan pertahanan solid. “Ini adalah awal yang sangat positif untuk musim kami,” kata Brian Priske. “Tapi kami tidak akan terbawa euforia. Eredivisie adalah liga yang sangat kompetitif, dan kami tahu bahwa




