8 Makanan Legendaris Pontianak yang Wajib Dicoba Sebelum Punah! Jelajahi cita rasa autentik Kota Khatulistiwa! Dari Soto Banjar hingga Chai Kue, ini dia 8 Makanan Legendaris Pontianak yang telah memikat lidah selama puluhan tahun… Simak daftar lengkap dan lokasi terbaiknya.
8 Makanan Legendaris Pontianak yang Wajib Dicoba Sebelum Punah!
PONTIANAK – Dalam setiap suapannya tersimpan cerita, sejarah, dan warisan budaya yang kaya. Inilah 8 Makanan Legendaris Pontianak yang bukan sekadar pemuas rasa lapar, melainkan saksi bisu perjalanan kuliner kota yang terletak tepat di garis khatulistiwa ini. Hidangan-hidangan ini telah bertahan dari ujian waktu, melewati beberapa generasi, dan terus menjadi magnet utama yang menarik para pelancong dari segala penjuru. Artikel ini akan mengajak Anda menyusuri jalanan Pontianak untuk menemukan keajaiban rasa yang telah membuat kota ini menjadi surga makanan yang sesungguhnya.
Mengapa legenda? Karena hidangan-hidangan ini telah ada sejak puluhan tahun lalu, dijual oleh pedagang yang seringkali turun-temurun, dan resepnya tidak banyak berubah, mempertahankan keaslian cita rasa yang sulit ditemukan di tempat lain. Mereka adalah jiwa dari identitas kuliner Pontianak, perpaduan sempurna antara pengaruh Melayu, Tionghoa, dan Dayak. Mari kita telusuri satu per satu mahakarya rasa yang wajib Anda coba ini.
Soto Banjar Pontianak: Rasa Royal yang Melegenda

Meskipun menyandang nama “Banjar” yang merujuk pada suku dari Kalimantan Selatan, Soto Banjar di Pontianak telah mengalami akulturasi dan memiliki penggemarnya sendiri. Berbeda dengan soto pada umumnya, kuahnya yang bening terbuat dari kaldu ayam kampung yang diperkaya dengan rempah-rempah seperti kayu manis, cengkeh, dan kapulaga, menciptakan aroma yang harum dan rasa yang hangat dan gurih.
Isiannya biasanya terdiri dari suwiran ayam, perkedel kentang, serta telur bebek pindang. Yang membedakan dan membuatnya spesial adalah penggunaan lontong sebagai bahan utamanya, bukan nasi. Seporsi Soto Banjar hangat di pagi hari adalah tradisi bagi banyak warga Pontianak. Warung-warung legendaris seperti Soto Banjar H. Achmad di Jl. Diponegoro telah beroperasi sejak era 80-an dan masih setia menggunakan resep turun-temurun.
Mie Tiaw Kapuas: Mi Bakso dengan Sentangan Manis yang Khas

Mie Tiaw adalah hidangan yang paling merepresentasikan budaya Kuliner Tionghoa di Pontianak. Namun, Mie Tiaw khas Pontianak memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari daerah lain. Kuahnya yang bening dan gurih dari kaldu tulang sapi atau ayam, disajikan dengan mie beras yang lembut, bakso kenyal, potongan daging, dan kadang tambahan pangsit.
Keunikan utamanya terletak pada sambal dan saus manisnya. Sambalnya terbuat dari cabai yang dihaluskan dengan minyak, sementara saus manisnya (biasanya kecap manis kental) memberikan sentuhan rasa yang khas. Banyak warung yang juga menambahkan tauge dan seledri untuk menambah kesegaran. Warung Mie Tiaw di sepanjang Jalan Gajah Mada dan Jalan Tanjungpura adalah pusatnya, dengan beberapa kedai yang sudah berdiri lebih dari 30 tahun.
Chai Kue: Si Lembut Berisi yang Bikin Ketagihan

Chai Kue atau Chai Pa adalah salah satu jajanan paling ikonik dari komunitas Tionghoa Pontianak. Bentuknya seperti dumpling dengan kulit transparan yang sangat lembut dan kenyal, terbuat dari sagu atau tepung beras. Kulitnya yang tipis membungkus isian yang biasanya terdiri dari potongan lobak, wortel, dan bengkuang (jicama) yang dicincang halus dan ditumis dengan bawang putih dan bumbu lainnya.
Cara menikmati Chai Kue adalah dengan mengguyurnya saus kecap manis kental dan ditaburi bawang goreng. Tekstur kulitnya yang unik dan perpaduan rasa gurih-isian dan manis-sausnya membuatnya sangat addicting. Chai Kue biasanya dijual di pagi hari sebagai sarapan atau di sore hari sebagai camilan. Kedai-kedai lama di kawasan Pecinan seperti di Jalan Sultan Muhammad atau Jalan Pattimura terkenal dengan Chai Kue terbaiknya.
Nasi Ayam dan Babi Panggang: Dua Raja dalam Satu Piring
Ini adalah hidangan “two-in-one” yang sangat populer. Hidangan ini memadukan nasi ayam ala Hainan—nasi yang dimasak dengan kaldu ayam dan bawang putih sehingga aromatik dan kuning—dengan irisan babi panggang (babi Hong) yang manis, gurih, dan bagian kulitnya renyah.
Perpaduan ini adalah contoh sempurna dari harmonisasi kuliner. Gurihnya nasi ayam berpadu dengan rasa manis dan asin dari babi panggang, menciptakan pengalaman makan yang kompleks dan memuaskan. Hidangan ini selalu disertai dengan saus cabai khusus dan kuah bening. Seorang pemilik kedai legendaris, Bapawan Lie dari Warung Babi Panggang Hock Lie, mengatakan, “Resep babi panggang ini dari orangtua saya yang buka sejak tahun 1965. Kunci utamanya ada pada bumbu olesan dan pengontrolan suhu panggang untuk mendapatkan kulit yang benar-benar krispi.”
Es Krim Potong: Nostalgia Rasa dalam Baluran Wafer
Sebelum es krim merek internasional membanjiri Indonesia, Es Krim Potong sudah lebih dulu memerintah di Pontianak. Dinamakan “potong” karena dahulu adonan es krimnya dibentuk dalam balok-balok besar dan dipotong-potong sesuai pesanan sebelum diapit oleh dua keping wafer.
Rasanya sangat nostalgia dan berbeda dengan es krim modern. Teksturnya lebih padat dan tidak terlalu creamy, dengan rasa buah yang kuat dan alami, seperti durian, kelapa muda, nangka, coklat, vanila, dan kacang hijau. Es Krim Zee di Jalan Hijas dan Es Krim Apek di Jalan Sidas adalah dua ikon yang bertahan hingga sekarang, menjual kebahagiaan sederhana sejak dekade 70-an.
Kwe Cap: Mi Hitam Legit yang Memikat Hati
Kwe Cap adalah mi tumis khas Tionghoa dengan ciri khas warna hitam atau coklat tua yang berasal dari kecap manis kental dan tauco. Mi yang digunakan adalah mi telur yang tebal dan kenyal. Hidangan ini ditumis dengan aneka bahan seperti daging babi atau ayam, cumi, udang, sawi, dan telur.
Rasa dominannya adalah manis dan gurih yang kuat dari kecap, dengan sentuhan umami dari seafood dan tauco. Kwe Cap adalah comfort food bagi banyak warga Pontianak. Menurut data dari komunitas kuliner setempat, terdapat puluhan warung Kwe Cap yang telah berusia di atas 20 tahun, tersebar di pusat kota, membuktikan betapa populernya hidangan ini.
Nasi Bungkus Padang Pontianak: Perpaduan Rasa yang Tak Terbantahkan
Ini adalah bukti lain dari akulturasi kuliner yang sukses. Nasi Bungkus ala Padang di Pontianak memiliki karakteristiknya sendiri. Nasi putih dibungkus daun pisang bersama dengan lauk pauk khas Padang seperti rendang, gulai tunjang (kikil), telur balado, dan sayur nangka.
Yang membedakannya adalah sering adanya tambahan sambal hijau khas Pontianak yang segar dan pedas, serta kadang disertai kerupuk merah. Porsinya yang lengkap dan kompak dalam satu bungkus daun pisang membuatnya praktis dan menjadi pilihan makan siang yang favorit bagi para pekerja. Warung-warung seperti Nasi Bungkus Padang Sederhana telah mengantrekan pelanggannya sejak pagi hari.
Onde-Onde Pontianak: Ledakan Rasa di Setiap Gigitan
Jangan bayangkan Onde-Onde seperti yang Anda tahu. Onde-Onde Pontianak adalah versi yang jauh lebih besar dan “berisiko”. Bentuknya seperti bakwan yang digoreng, berisi campuran tepung dan irisan lobak (bengkuang), dan yang paling istimewa adalah sebutir telur bebek mentah yang diselipkan di tengah adonan sebelum digoreng.
Keahliannya adalah menggorengnya hingga bagian luarnya garing dan kecoklatan, sementara bagian dalam dan telurnya matang sempurna. Saat digigit, Anda akan mendapatkan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam, dengan kuning telur yang gurih meleleh di mulut. Ini adalah jajanan jalanan yang unik dan sangat memuaskan, sering dicari sebagai camilan pengganjal lapar di sore hari.
Melestarikan Warisan Rasa yang Tak Ternilai
Kedelapan makanan legendaris tersebut—Soto Banjar, Mie Tiaw Kapuas, Chai Kue, Nasi Ayam Babi Panggang, Es Krim Potong, Kwe Cap, Nasi Bungkus Padang, dan Onde-Onde—adalah lebih dari sekadar hidangan. Mereka adalah penjaga memori kolektif, penanda waktu, dan simbol dari keberagaman budaya Pontianak yang hidup harmonis dalam satu piring. Setiap gigitan adalah perjalanan sejarah yang lezat.
Mencoba 8 Makanan Legendaris Pontianak ini bukan hanya tentang memuaskan selera, tetapi juga tentang ikut serta melestarikan warisan kuliner yang tak ternilai harganya. Dengan mendukung pedagang-pedagang tua dan warung-warung tradisional, kita membantu memastikan bahwa rasa autentik ini tidak tergusur oleh zaman dan masih dapat dinikmati oleh generasi-generasi berikutnya.
Jadi, apa tindakan Anda selanjutnya? Ambil waktu untuk berkeliling Kota Pontianak, telusuri gang-gang kecil, dan carilah warung-warung yang mungkin tidak mewah tetapi penuh dengan cerita dan cita rasa orisinal. Jadikan daftar ini sebagai panduan kuliner Anda. Bagikan pengalaman dan foto makanan legendaris favorit Anda kepada dunia untuk mengobarkan semangat bagi pelestarian kuliner nusantara. Selamat menikmati petualangan rasa di Kota Khatulistiwa



